
Tanaman Obat Sambang Darah Jadi Koleksi Berharga di IP2SIP Laing Solok
Tanaman sambang darah (Excoecaria cochinchinensis) merupakan salah satu koleksi tanaman obat unggulan di IP2SIP Laing Solok BPSI TROA yang memiliki manfaat luar biasa bagi kesehatan. Selain dikenal sebagai tanaman hias dengan warna daun yang khas putih hijau ketuaan di bagian atas dan merah di bagian bawah, sambang darah juga memiliki potensi sebagai obat herbal.
Kandungan flavonoid dalam tanaman ini berfungsi sebagai antioksidan yang membantu melindungi tubuh dari radikal bebas. Selain itu, daun sambang darah diketahui berkhasiat dalam mengobati berbagai penyakit seperti gatal-gatal, perdarahan, disentri, muntah, hingga batuk berdarah. Tanaman ini tergolong perdu yang dapat tumbuh tegak dengan tinggi mencapai 2 meter dan memiliki banyak cabang.
Saat tergores, ranting dan daunnya mengeluarkan getah putih yang beracun, sehingga perlu kehati-hatian dalam penggunaannya. Untuk pemanfaatan sebagai obat, daun sambang darah biasanya dikeringkan terlebih dahulu sebelum direbus. Proses pengeringan ini bertujuan untuk mengurangi kandungan senyawa berbahaya yang terdapat dalam daun.
Dalam budidayanya, metode perbanyakan yang paling umum digunakan adalah stek batang karena lebih mudah dan cepat dibandingkan metode lain. Tanaman ini tumbuh baik di lingkungan dengan sinar matahari yang cukup dan tanah yang memiliki drainase baik. Dengan perawatan yang tepat, sambang darah dapat berkembang dengan subur dan siap digunakan sebagai bahan obat herbal yang bermanfaat.
Meski memiliki banyak manfaat, penggunaan sambang darah harus dilakukan dengan bijak mengingat sifatnya yang beracun jika dikonsumsi dalam dosis yang tidak tepat. Oleh karena itu, diperlukan pengetahuan yang cukup sebelum menggunakannya sebagai obat. Bagi masyarakat yang ingin melihat langsung koleksi tanaman obat ini, kunjungan ke IP2SIP Laing Solok BPSI TROA bisa menjadi pengalaman edukatif yang sangat menarik. Dengan semakin banyaknya informasi mengenai tanaman ini, diharapkan sambang darah dapat terus dimanfaatkan secara optimal untuk kesehatan masyarakat.